Rabu, 17 Maret 2010

Remy Silado

Sebagai persiapan peringatan 60 tahun Hubungan (bilateral) Indonesia - China dimulai tahun lalu kami mempersiapkan rangkaian event yang akan dilaksanakan sepanjang 2010 dan dimulai pada 13 April 2010. Rangkaian kegiatan tersebut akan diselenggarakan di China (rencana awal di Beijing) dan Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang dan beberapa kota yang akan ditentukan kemudian). 

Salah satu konsep yang saya ajukan adalah apresiasi terhadap pengarang-pengarang Indonesia dan China yang membantu menggambarkan hubungan Indonesia - China dalam karya-karyanya. Salah satu tokoh yang saya nominasikan adalah Remy Silado. Lewat (salah satu) karyanya Ca-Bau-Kan, Remy Silado menggambarkan budaya Indonesia dan pengaruh China yang melebur menjadi satu budaya yang menarik.

Ca-Bau-Kan menceritakan perjalan hidup dan cinta Siti Noerhaijati soorang wanita betawi yang kerap dipanggil Tinung. Dia adalah seorang Ca-Bau-Kan yang pekerjaannya "menghibur" orang Tionghoa pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Cintanya kepada Tan Peng Liang seorang pedagang candu dan tembakau yang peranakan China (Tionghoa) dari Semarang. Berbagai rintangan dan halangan mereka lewati seperti perbedaan ras, status sosial, kedatangan pasukan Jepang dan perang kemerdekaan Indonesia. Cerita berakhir dengan tetap kuatnya cinta mereka sampai kematian mendatangi mereka.

Remy Silado dilahirkan di Makasar tanggal 12 Juli 1945 dengan nama Yapi Panda Abdiel Tambayong. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di Semarang dan Solo. Karirnya dimulai di Semarang sebagai wartawan majalah Tempo. Pengalaman tinggal di Semarang inilah yang mungkin menjadi inspirasi Ca Bau Kan yang berlatar budaya China-Semarang. Bahasa dan dialek China Semarang yang mencampurkan bahasa Indonesia dan Jawa menciptakan aksen China-Indonesia-Jawa yang unik.

Remy Silado menulis berbagai karya sastra selain novel dan juga dikenal sebagai pelukis dan seorang dramawan.  Remy juga terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Berbagai penghargaan di bidang kesusastraan pernah diraihnya.

Dalam karya-karya sastranya Remy Silado seringkali mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang digunakan. Inilah yang membuat karya-karyanya unik dan istimewa. Selain itu Remmy Silado selalu melakukan riset yang mendalam disamping kualitas tulisannya yang tidak diragukan lagi. Rasanya tidaklah berlebihan pilihan saya.

0 komentar:

Posting Komentar